PT Sarinah (Persero) menggandeng PT Wijaya Karya (Wika) Tbk serta PT Pembangunan Perumahan (PP) (Persero) Tbk dalam peningkatan kompleks komersil diatas area punya Sarinah di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Direktur Pokok PT Sarinah, GNP Sugiarta Yasa menjelaskan, diatas area seluas 1, 7 hektare (ha) itu dapat dibuat dua gedung (tower) buat ruangan usaha serta komersil, salah satunya terbagi dalam mal, gedung perkantoran, ruangan pameran serta pertemuan, ruangan hiburan dan apartemen.
" Di Jalan Thamrin, Wahid Hasyim, Sunda itu lebih kurang 2, 8 ha tetapi Sarinah yg miliki area 1, 7 ha. Yg kita bangun pertama dahulu 1, 7 ha dahulu kita dapat bangun untuk jadi gedung 41 lantai dengan tiga lantai paling dasar. Kelak kita membuat lokasi open jadi smart building ikut, " tutur ia di Kementerian BUMN, Jakarta.
Ia menuturkan, nilai investasi dari project itu sampai Rp 1, 8 triliun. Project sejumlah 70 % permodalannya datang dari utang perbankan BUMN serta bekasnya dari internal perusahaan.
" Dengan hitungan kasar saja dengan gedung baru asset Sarinah bertambah 4x lipat. Nilainya (asset sekarang ini) lebih kurang Rp 400 miliar, " katanya.
Project itu dapat mulai dibuat pada Maret 2019. Buat babak pertama direncanakan tuntas 2020.
" Insya Allah bulan depannya udah mulai groundbreaking. (Waktu pelaksanaan) 16 bulan babak pertama. Tower baru sekurang-kurangnya dua . Dengan yg existing punya arti ada tiga tower, " papar ia.
Disamping itu, Direktur Pokok PT Wijaya Karya Tbk, Tumiyana menjelaskan, kerja sama pada Sarinah, Wika serta PP itu berupa joint venture, dengan Sarinah miliki bagian 55 %.
" Kita bertiga, Sarinah yang memiliki area, jadi majority berbagi holder. Sarinah 55 %, kita berdua (PP serta Wika) 45 %, " .
Awal mulanya, Direktur Pokok PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) Tumiyana mengatakan jika perseroan membagikan dana berbelanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 22 triliun pada 2019. Hal itu diungkapkan pada acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) .
" Keseluruhan capex Rp 22 triliun, " tangkisnya di Gedung Wika, Jakarta Timur, Senin 28 Januari 2019.
Buat sumber permodalan capex ini
datang dari kas internal serta external. Dari segi external, perusahaan merencanakan menerbitkan perpetual bond sejumlah Rp 1, 4 triliun dari keseluruhan perpetual bond sebesar Rp 2 triliun.
Dana capex ini misalnya dapat dipakai buat memberi dukungan ide usaha perusahaan di tahun 2019 di mana WIKA dapat berinvestasi lebih agresif pada barisan usaha daya, property, serta infrastruktur.
Simak Yuk : harga daun pintu
harga kusen jendela
" Akumulasi order book jadi Rp 145 triliun, itu paling besar di industri. Sedang revenue tahun ini diproyeksikan sebesar Rp 42, 13 triliun, tumbuh 25 %, " tangkisnya.
Mengenai ia menuturkan, kontrak baru dikehendaki bisa tumbuh 32 % berubah menjadi Rp 66, 74 triliun tahun ini, dibanding sebesar Rp 50, 65 triliun per Desember 2019.
“Guna sampai tujuan itu, Perseroan udah menyediakan kiat yg terintegrasi. Usaha WIKA pada bidang infrastruktur serta bangunan yg udah sustain, dapat memberi dukungan perkembangan pada bidang daya & industrial plant, industri dan property di tahun 2019.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar